|
Saat Sang Surya Menampakkan Sinar Emasnya |
|
Suasana Hari Raya Kuningan Di Pura Ulun Danu |
Pagi yang cerah mewarnai kota pendidikan Singaraja Bali, hari ini tanggal 3 - 4 November 2013, aku berencana mengunjungi teman yang berada di daerah Kintamani Bali, Jaraknya 2 jam dari Singaraja bali, itupun jikalau kita berkendara lamban, jika cepat bisa 1,5 jam. karena masih dalam suasana hari raya kuningan, salah satu hari raya umat agama hindu masih banyak aktivitas sembahyang yang dilakukan di berbagai pure yang ada di masing masing daerah yang kami lewati. aku memulai perjalanan menggunakan mio merah dengan kawan karib yang memiliki hobby yang sama yaitu hobby jalan jalan, and menambah khasanah keagungan Allah SWT sebagai sang pencipta segalanya. Hidayatul mairi itulah nama kawanku, kami memulai dengan semangatnya untuk mengetahui seperti apa tempat yang akan dikunjungi nanti. di perjalanan kami membayangkan tempat yang indah, unik, dan yang pasti belum pernah kami kunjungi sebelumnya.
Teman yang akan kami kunjungi bernama Kadek Arsana putra kelahiran Desa Songan salah satu daerah di kintamani, kami hubungi namun tidak diangkatnya, ternyata bukan kadek yang tidak mengangkat, namun sinyal handphoneku yang tidak ada, perjalan kami lanjutkan dengan hanya berbekal petunjuk papan hijau yang bertuliskan arah tempat yang akan kami kunjungi yaitu Kintamani. Hamparan pepohonoh kami lewati, mangga yang buahnya banyak, cengkeh yang pucuknya sedang merekah kemudian lika liku jalan menambah extreme sekali perjalannya, kami rasa sudah sampai dikintamani karena apa kami sudah merasa di puncak setelah melalui jalan yang berliku liku, pohon jeruk mulai menampakkan batang buah yang mampu tumbuh didaerah dataran tingggi seperti sekarang yang aku jalani. ketika kami memasuki daerah dataran tinggi di kintamani ini, suasana sejuk menyambut dengan dinginnya yang menenangkan. kuhiruplah udara yang segar ini, hingga paru paruku terasa mengembang bak balon yang ditiup.
Kami berhenti ketika melihat sebuah pura yang bagiku lumayan besar, kubaca sepintas sambil berjalan ternyata ini pura yang sering ku dengar di TV dalam serial drama FTV, Pura Ulun Danu, kami menunggu kadek sambil memandangi aktifitas persembahyangan ke pure yang sangat asing dimataku ini, tidak dijawa, sumatra namun ini langsung didepan mataku. tidak lama Kadek Arsana tiba dengan membawa para punggawa-punggawanya, tapi kurasa ini lebih dari punggawa,,* apa lagi * akhirnya kami bertemu dengan orang yang akan mengajak kami berkeliling diwilayah asing namun menurutku akan seru.
|
Bangga melihat Merah Putih Berkibar
Di Puncak 1 Gunung Batur diantara para
Turis Mancanegara |
Kami sangka ia akan membawa kami untuk istirahat setelah perjalanan yang lumayan jauh, tapi ternyata kami langsung digondol untuk mengikuti arah dan tujuan mereka yang kami anggap sebagai Tour Guide, kami dibawa menuju tempat sakral yaitu kuburan,, apa lagi ini..?? kami dibawa ke Desa Trunyan, suatu tempat yang memiliki pemakaman yang berbeda seperti biasanya. Yang tidak biasa adalah karena ketika ada seseorang yang meninggal maka mayatnya tidak di kubur namun hanya ditaru di sebuah lubang yang masih dapat terlihat seluruh tubuh mereka... konon kata penduduk didaerah tersebut tempat yang digunakan itu adalah sebuah pohon yang memiliki harum yang sangat harum, dahulu ketika pohon ini masih hidup wanginya menyerbak hingga ke pulau jawa, begitu wanginya pohon ini, karena raja didaerah bali dahulu, khawatir akan terjadi penjajahan untuk wilayah ini, semua orang ingin meiliki pohon ini maka ditebanglah pohon ini dan menaru setiap seseorang yang meninggal di atasnya, sehingga wanginya tidak terlalu menyerbak hingga jauh ke daerah luar bali. Hanya Allah SWT yang mengetahui kejadiannya dan mungkin para sejarahwan didaerah tersebut. semakin menambah takjubku dengan salah satu ragam budaya dan aktivitas yang belum pernah aku lihat.
Selanjutnya adalah awal ku untuk mendaki sebuah gunung, yang gunung yang pertama kali aku daki adalah gunung Batur yang tingginya 1717 M dibawah permukaan laut. Pukul 03.00 WITA aku terbangun dari tidur nyenyakku, kerena alarm Handphone sudah membangunkanku, kulihat kawan kawanku yang akan ikut mendaki ke Gunung Batur masih asik dengan jaket tebalnya, karena mata ini masih mengantuk juga perasaan untuk tidur lagi manghantuiku, suasana pun sangat mendukung, akhirnya mata ini pun tidak kompromi menutup mataku dengan cepatnya. ku terkaget ketika bangun ngelilir, apa ya ngelilir(tiba tiba bangun) kulihat jam 03.30 WITA, ya kubangunkan kawan kawan ku, ada Hidayat Mairi, Kadek Arsana, Mangku, Syuka, dan Agus.
|
Berasama Turis asal Kore dan Kawan Kintamani |
Pukul 03.40 WITA berangkatlah kami dan persiapan sepatu, sarung tangan, minum 1 botol, jaket, power bank, dan camera handphone. melajulah kami menuju puncak Gunung Batur, kami mengawalinya dengan izin kepada petugas pelayanan pendakian Gunung btur bahwa kami ber enam akam melakukan pendakian ke gunung batur, agus berbicara menggunakan bahasa bali yang belum seberapa aku pahami. kuberfikir mungkin itulah yang mereka perbincangan. Aku kra hanya kami yang mau pagi pagi seperti ini dingin, belom sarapan eh malah naik gunung,, trnyata ketika kami jalan sudah terdapat para turis dari berbagai negara ikut juga mandaki gunung Batur yang katanya mampu melihat matahari terbit yang indah.
|
Saat Melakukan Kegiatan Turun Pendakian |
Makin semangatnya aku karena pendakian ini dilkukan dengan banyak orang dan pasti menyerukan, perjalan yang kami tempuh cukup terjal, namun karena sudah banyak para pendaki jadi banyak sudah terlihat trakc/jalan yang dibuat. Mendaki kali ini lumayan menambah mentalku untuk mendaki yang lebih tinggi lagi, insyaallah jika Allah Menghendaki, setelah 1 jam kami sampai dipuncak yang pertama, dengan 3 bendera merah putih berkibar, dengan kencangnya, aku duduk istirahat pada sebuah kursi yang terbuat dari bambu, menatap keindahan Danau Batur yang Juga Mempesona.
|
Bersama Hidayatul Mairi |
Karena matahasi akan segela terbit dengan ditandai rona orange di balik gung abang,dan Rinjani yang terlihat kami bergegas untuk naik ke puncak utama. berjalan Menuruni Puncak Pertama kemudian dilanjutkan dengan menuju puncak utama. Kami semua bergegas tidak ingin ketinggalan menyaksikan sunrise yang indah dari atas Gunung Batur. lumyan perjalan kurang lebih 1/2 jam berjalan akhirnya tibalah kami disebuah puncak GUNUNG BATUR, luar biasa ALLAH SWT sang maha pencipta, menambah rasa syukur bisa menyaksikan salah satu kemaha besarannya.
|
Bunga Edelweish ( Bunga Abadi ) |
Saat di atas gunung banyak sekali pendaki berasal dari luar indonesia, salah satunya dari belanda, kore inggris dan lainnya. kami pun tidak lupa menyempatkan untuk mengabadikan melalui kamera yang lumayan untuk sebuah jepretan kamera DSLR meskipun hanya 2 mp, terima kasih Kadek dan Sahabat Kintamani yang memberikan Sebuah Keakraban Diantara Kita, Sesama Manusia atas nama Indonseia.
Aku juga Mengambil photo bunga edelweish yang hanya ada didaerah pegunungan saja.
Terimakasih Allah Untuk semua Keaguangan Mu.. :)
Komentar