Man yazra yahsud : siapa yang
menanam dia menuai
Innamaal yusri yusra : bersama
setiap kesulitan itu ada kemudahan
Nasihat konfusius : apa niatku
sebenarnya? Jadi wartawan idealis atau hanya sekedar untuk mencari uang? Sebetulnya
ujung jalan apa yang ingin aku tuju? Apakah aku berjalan di jalan yang aku inginkan
untuk sampai akhiratnya? Apakah aku sedang menjalankan pepatah “Man Sa'ara Ala
Darbi Washola”
Kalau kau ragu untuk terus jadi
wartawan, jangan disini kau hanya buang waktumu percuma. Uda tenaga habis, uang
habis, pikiran nggak kaya-kaya pula. Yang utama dari pekerjaan adalah apakah
hatiku sejalan dengan pekerjaan, kepuasan batin.
Find what you want to do and do
it “temukan apa yang ingin kamu lakukan dan lakukan itu”
Love what you are doing “ cintai
apa yang kamu lakukan” by Sidney seldhon tentang karirnya di academy of
achievement tahun1990
Resep kesuksesan bekerja menurutnya
adalah : ketika kita jatuh cinta dengan apa yang kita kerjakan, sampai kit asik
masyuk mengerjakannya, sampai lupa diri dan waktu. Sampai tidak pernah melihat
jam dinding.
When you love what you are doing,
you do not look at the clock. It is just wonderful
Give yourself more than expexted “
memberikan sesuatu lebih dari yang diharapkan
Kalau bisa bangun jam 4 subuh
untuk mulai bekerja.
No way you can not go to the top
Man jadda wa jadda dan I’malu
fauqo ma amilu
Carilah pekerjaan yang kamu
cintai dan kamu tidak akan pernah lagi bekerja satu hari pun sepanjang hayat. By
konfusius
Apa yang sebenarnya aku cari sekarang sebagai
wartawan? Karena senang mengerjakan atau karena ingin mendapatkan penghasilan.
Aku ingin bekerja karena senang
dan menikmati setiap prosesnya.
Mungkin sebenarnya yang aku cari
adalah ilmu. Mungkin jurusan yang ingin aku tuju adalah ilmu dan jalan yang aku
lalui adalah belajar. Belajar dari buaian sampai liang lahat.
Belajar bahasa inggris yang cukup
bagus adalah lia
Buku yang aku baca adalah alchemist yang bercerita tentang pencarian misi hidup. Bila misi hidup telah ditemukan, maka manusia akan bahagia. Buat aku bahagia adalah nyaman secara lahir dan batin, dekat dengan keluarga dan bisa berbuat baik.
Bagaimana kamu bahagia ? adalah
dengan mengejarnya
Percaya atau tidak ini pertanyaan
dinara setiap pagi ketika bangun tidur, “ what is the purpose on my life “Arti hidup
dalam menurut alif “
Namun dinara bertanya pada alif
dan jawabannya adalah hidup itu seni menjadi. Menjadi Hamba Tuhan, Sekaligus
menjadi peguasa alam. Kita awal mulanya makhluk rohani, yang kemudian diberi
jasad fisik oleh Tuhan dengan tugas menghamba kepada Dia dan menjadi Khilafah
untuk kebaikan alam semesta. Kalau kedua peran ini bisa dijalankan, aku yakin
manusia dalam puncak bahagia. Berbakti dan bermanfaat. Hamba tapi khalifah.
Sekolah dalam arti nyantren diawal memang terpaksa, setelah melaluinya sekarang jadi kesyukuran.
Bukti lolos dan bisa ke Amerika
adalah satu cara untuk membungkam Randai.
Ejekan terkadang menjadi energy besar
untuk berjuang mendapatkan keinginan dalam hal ini beasiswa.
Alif melakukan Riset, mencari
sekolah S2 yang paling pas untuk mengembangkan ilmu dan kariernya.
Ia bertekad untuk mendalami
seluk-beluk komunikasi dan media.
I have to go the extra mile,
dengan terus belajar TOEFL-TOEFL
Man thalabal ula sahirul Layali “
Siapa yang ingin mendapatkan kemulyaan, bekerjalah samapai jauh malam.
Bekerja melebihi kebanyakan
orang, aku mungkin akan diganjar dengan hasil diatas orang kebanyakan pula.
Ya Allah mudahkanlah saya untuk
bisa kuliah dengan mendapatkan beasiswa.
Beasiwa Fullbright digagas oleh
Senator J. William Fullbright 1946. Orang Indonesia yang mendapatkan beasiawa
ini diantaranya H Agus Salim (menteri luar negeri Indonesia) dan Prof. Mochtar
Kusumaatmajaya
Akhirnya ketika Alif diterima
beasiswa ia meminta izin kepada ibunya, dan pesan yang cukup mendalam adalah “
ke mana pun dan apa pun yang wa’am lakukan, selalui perbaharui niat, bahwa
hidup singkat, kita ini hanya karena Allah dan untuk membawa manfaat. Jangan berorientasi
pada materi. Kalau memang sekolah jauh itu membawa manfaat dan wa’ang niatkan sebagai
ibadah, pailah pergilah”.
George Washington University,
adalah kampus alif selama di US.
Professor pertama nya adalah
Prof. Deutsch pertemuan kuliah awalnya di kuliah seminar yang didalamnya
diharapkan aktif dalam berdiskusi. Tipe belajarnya diskusi dan langsung tentang
hipotesis third-person effect.
Pesan prof “ Ok guys, next week,
please read ten chapter from the text book. And Also writean essay from our
discussion today”
Dalam hati alif berjanji akan
bersiap lebih baik lagi dikelas selanjutnya. Akan mewajibkan diriku untuk
membaca buku sebelum kelas dimulai.
Prof D, memiliki wawasan yang
cukup luas, ini yang menjadi salah satu
favorit alif, ketika ditanya bagaimana ia bisa tahu begitu banyak “ I am always
a student at heart. My main interest is research and the history of knowledge”
jawabnya.
Dalam bincang makan siang ia
bercerita bahwa peradaban islam menjadi jembatan kebangkitan ilmu di Eropa di
masa renaissience. Lalu islam mengalami kemunduran karena ketidakmampuan
mempertahankan supremasi.
Selama di amerika ia bertemu
dengan Ustadz Fariz, pesannya “ Dibalik kesuksesan laki-laki, pasti ada sosok
perempuan yang hebat. Pilihlah perempuan terbaik. Karena dia yang mengingatkan
dan menguatkan kita kaum lelaki. Dan kalau kita di anugerahi anak, perempuan
pulalah yang menjadi marasatul ula, sekolah pertama setiap anak manusia.
Kita harus siap menikah, siap
punya anak dan siap membesarkan anak. Sedikit atau banyak anak harus dibesarkan
untuk menjadi manusia-manusia terbaik dan bermanfaat.
Banyak anak boleh asal bisa
membesarkannya. Ada pepatah “iza katsura rakhusa”-kalau banyak jadi murahan. Mereka
harus dapatkan pendidikan yang baik sehingga tidak jadi beban masyarakat.
Dalam hidup ada 3 manusia
terdepat : Orangtua, Pasangan dan Anak.
Semua
diberikan sebagai takdir, kita tidak bisa memilih ingin dilahirkan di Rahim ibu
yang mana, keluarga yang mana, kita juga tidak bisa memilih mendapatkan anak
seperti apa, tapi kita masih mungkin memilih pasangan kita. Walu jodoh ada
ditangan tuhan tapi kita diberi kesempatan untuk berupaya keras mendapatkan
pasangan terbaik.
Selain itu pertemuan lain adalah membahas tentang pernikahan. “jika hati
mulai condong bisa jadi itulah jodohmu”
Hingga alif memberanikan diri
untuk bertanya “ Jodoh ditangan tuhan tapi tuhan telah membukakan rahasia itu
padaku hari ini, Maukah engkau menjadi pendampingku seumur hidup?”
Setelah alif menikah ia mengajar
istrinya hidup di US, di US dia bercengkrama dengan Garuda, hingga ujungnya
Garuda meninggal karena insiden WTC atau gedung kembar US.
Alif bersedih dan sering melamun,
hingga ia bertemu dengan Ust Fariz , pesannya “Kehilangan memang memilukan,
tapi kehilangan hanya ada ketika kita merasa memiliki. Sebaiknya kita jangan
terlalu merasa memiliki. Sebaliknya kita malah yang harus merasa dimiliki, oleh
Sang Maha Pemilik.
Kenapa kita tidak boleh merasa
memiliki bukannya kit diberikan kesempatan didunia untuk memiliki? Tanya alif,
jawabnya “ Pada hakikatnya tidak ada satupun yang kita miliki. Segalanya di
dunia ini hanya pinjaman. Bahkan kita meminjam waktu dan nyawa kepada Yang Maha
kuasa. Hidup, Raga, Roh, Suami, Istri, Orangtua, Anak, Keluarga, Uang, materi,
jabatan, kekuasaan. Semua adalah titipan sementara. Pemilik sebenarnya Cuma Dia”.
Alif bertanya lagi “ Tapi Ust
rasa memiliki membuat kita bertanggung jawab dan mencintai”
“Bahkan rasa cinta itu sendiri
adalah titipan-Nya” lanjutnya. Tentu tidak salah mengambil tanggung jawab. Tapi
kita harus siap dan sadar sepenuhnya, bahwa Sang pemilik setiap saat bisa
meminta kembali milik-Nya. Karena itu kenapa harus sangan merasa memiliki”
katanya menutup perbincangan itu.
Alif ketika pulang langsung
maraih pena dan buku catatanya dan ditulisnya “ Kematian itu ibarat pintu.
Kelahiran itu juga layaknya sebuah pintu. Keduanya portal yang pasti dilalui
semua anak manusia dalam perjalanan panjangnya di dunia ini. Kenapa aku resah
dengan pintu ini?
Jangan terlalu sedih dengan
kematian. Jangan terlalu bahagia dengan kelahiran. Keduanya pintu wajib buat
manusia. Manusia datang dan pergi. Melalui pintu lahir dan pintu ajal. Saat ajal
tiba, sesungguhnya kita pulang ke asal. Hidup ini pada hakikatnya adalah
perantau. Suatu saat kita akan kembali pulang.
Mungkin ini makna lain dari man saara ala darbi washala-siapa
yang berjalan dijalannya akan sampai ditujuan. Bukan hanya tujuan kebahagiaan
dan keberhasilan dunia tapi juga tujuan hakiki. Ke tempat kita dulu berasal. Ke
Sang Pencipta.
Komentar